Tentunya kita sudah cukup sering melihat alat berat excavator. Alat ini banyak digunakan pada pekerjaan konstruksi, pertamabangan, dan lainnya. Jenis excavator pun cukup beragam mulai dari ukuran, bentuk, dan kegunaannya.
Excavator terdiri dari beberapa komponen utama seperti lengan (arm), bahu (boom), dan alat pengeruk (bucket). Alat ini digerakkan dengan tenaga hidrolik yang dapat membantu excavator berputar 360 derajat. Meski sekarang excavator cukup sering dijumpai. Tapi belum banyak orang yang mengetahui bagaimana sejarah excavator bisa tercipta.
Sejarah Excavator
Excavator diciptakan oleh seorang mekanik kelahiran Massachussetts, Amerika Serikat William Smith Otis pada tahun 1833, saat itu dia masih berusia 20 tahun. Saat itu dia mulai merancang alat berat yang hari ini kita kenal sebagai excavator.
Otis memiliki bakat dan kecerdasan dalam bidang mekanik. Selama dua tahun, Otis sudah berhasil menyelesaikan proyek yang dikerjakannya. Alat ciptaannya yang sekarang disebut excavator itu langsung di uji coba untuk menggali rel kereta api dari Norwich hingga Worcester, Inggirs. Pada saat itu Otis menjadi mitra dari Carmichael and Fairbanks. Sebuah perusahaan konstruksi kereta api yang berlokasi di Philadelphia.
Saat itu, excavator buatannya hanya dilengkapi alat keruk (bucket) yang ditari rantai dan seling. Alat ini digerakkan dengan menggunakan mesin uap, dan hanya dapat berputar 90 derajat.
Namun alat itu mengalami kerusakan saat melakukan penggalian, dan melakukan putaran 90 derajat. Akhirnya mesin tersebut tidak dapat dioperasikan lagi.
Tapi Otis tidak putus asa dengan kegagalan tersebut. Dia memutuskan pindah ke Philadelphia, agar bisa fokus memperibaiki dan menyepurnakan alat berat buatannya tersebut.
Hanya dalam waktu beberapa bulan saja, excavator yang telah diperbaiki dan dimodifikasi itu selesai. Otis lalu menawarkan pada Joseph Harrison, manajer operasional Garrett and Eastwick sebuah perusahaan lokomotif uap.
Dia meminta pada Harrison agar mau membangun model excavator pra-industri. Permintaannya tersebut dipenuhi. Mesin ini dapat berfungsi dengan baik saat dilakukan uji coba pada awal tahun 1836 dan dipatenkan.
Pada tahun tersebut tepatnya 15 Maret 1836, Otis menerima hak paten atas excavator ciptaannya itu. Tapi, ternyata malapetaka kembali terjadi. Tahun 1838, dikarenakan kesalahan pada spesifikasi teknis, excavator tersebut terbakar dan hancur. Hak paten yang dimilikinya pun harus berakhir pada 27 Oktober 1838.
Setelah dua kali malapetaka datang Otis kembali berjuang memperbaiki mesinnya dan kembali berhasil mendapat hak paten pada 24 Februari 1839. Akhirnya excavator karya Otis diakui sebagai "the crane-dredge for excavation and earth removals", atau crane penggali dan pemindah tanah. Mesin ciptaannya tersebut resmi dinobatkan sebagai excavator pertama di dunia.
Spesifikasi excavator pertama
Excavator pertama ini memiliki spesifikasi yang sederhana. Mesin ini terdiri dari bucket berukuran 1,15 m3 dengan kemampuan menggali tanah sebanyak 64 m3 / jam dan hanya mampu berputar 90 derajat.
Untuk mesin penggeraknya dilengkapi seling sebagai penarik bucket dan mesin ini hanya bisa berjalan diatas rel kereta api dengan tenaga mesin uap. Dalam tiga tahun, Otis terus mencoba menciptakan excavator baru yang berbeda dari ciptaan pertamanya. Hingga pada tahun 1893 Otis telah berhasil menciptakan tujuh excavator termasuk ciptaan pertamanya.
Namun sayang, Otis tidak berumur panjang. Dia meninggal pada 13 November 1983 di usia 26 tahun, namun sudah menikah. Semua hak paten ciptaannya diwariskan kepada sang istri, Ellizabeth Everett Chapman.
Selain istri, Otis juga meninggalkan dua anak yaitu Helen Eliza Otis Dunbar dan Elizabeth Otis. Sebenarnya ada satu anak lagi, George Everett Otis, yang merupakan kebaran Elizabeth Otis. Tapi George meninggal saat dilahirkan.
Meski excavator karya Otis saat itu masih sederhana, tapi hal itu menginspirasi sejumlah mekanik dari berbagai negara. Mereka pun berlomba-lomba menciptakan alat berat sejenis, dengan kemampuan yang lebih canggih.
Hingga saat ini excavator modern sudah menggunakan tenaga hidrolik, sehingga dapat berputar 360 derajat. Tak hanya itu, sekarang juga telah ada excavator yang dapat dioperasikan di atas air. Model bucket yang ada juga telah semakin canggih, bervariasi sehingga dapat menyesuaikan dengan kondisi lapangan dan material.
Mengapa dinamakan excavator
Sejarah penciptaan excavator ada kaitannya dengan pekerjaan penggalian tanah untuk membangun rel kereta api pada masa itu. Istilah excavator berasal dari kata "excavation" yang berati penggalian.
Di Indonesia masyarakat menyebut alat berat ini dengan beberapa sebutan seperti bego, begu, atau beko. Hal ini disebabkan karena penyebutan tersebut mengacu pada istilah backhoe loader.
Backhoe loader sendiri adalah excavator mini yang ditempelkan di bagian belakang mesin tractor. Alat ini dulu sering digunakan dalam aktivitas pertanian dan perkebunan di Amerika Serikat. Backhoe loader merupakan kombinasi dari excavator dan wheel loader.
Comments